Direktur dan Wakil Direktur Ponpes ASR Isi Kajian tentang Sekolah Ramah Anak di SIT Al-Fadiyah



Somba Opu, 23/02/2025 – Direktur Ponpes ASR, Dr. Aisyah Arsyad, S.Ag., M.A. bersama Wakil Direktur Ponpes ASR, Mayor Caj Mirwan Embas, S.Ag., M.Si diundang untuk memberikan materi kajian di SIT Al-Fadiyah dengan tema “Mewujudkan Sekolah Ramah Anak dengan Peran Orang Tua dalam Membimbing Pergaulan yang Sehat”. Selain kedua pimpinan Ponpes ASR, juga turut diundang, anggota SAT BINMAS Polres Kab. Gowa, Ipda Suparman. Kegiatan tersebut merupakan kajian rutin yang dilaksanakan oleh SIT Al-Fadiyah dengan mengundang pemateri dari berbagai latar belakang dan dihadiri oleh ratusan peserta dari orang tua/wali murid. Kegiatan tersebut dimeriahkan dengan penampilan saritilawah dan pembacaan hadis dari para murid SIT Al-Fadiyah di awal acara.

Pada kesempatan tersebut, Dr. Aisyah Arsyad yang juga merupakan Trainer dan Penyusun Modul Adaptasi Integrasi Islam dalam Pengasuhan Berbasis Disiplin Positif di Pesantren Ramah Anak kerjasama PSGA (Pusat Studi Gender dan Anak) UIN Alauddin Makassar dengan UNICEF mengulas konsep ramah anak yang ia elaborasi dari ayat-ayat Al-Qur’an. Menurutnya, beberapa kata kunci dalam Al-Qur’an menunjuk pada makna “anak”. Salah satu kata yang relevan adalah terminologi zurriyah. Menurut dosen tetap Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir tersebut, kata ini menunjukkan pesan Al-Qur’an tentang generasi yang direncanakan di mana keseluruhan proses tumbuh kembang dan pendidikannya mendapatkan pertimbangan-pertimbangan matang sesuai dengan fitrah manusia dan nilai-nilai Al-Qur’an yang dilakukan oleh orang tua. Dr. Aisyah Arsyad juga mengajak kepada orang tua murid untuk mengamalkan do’a yang diajarkan Nabi Ibrahim AS yang tercantum pada QS Ibrahim/14: 40:

رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاۤءِ ۝٤٠

Terjemahnya:
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan sebagian anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.

Wadir Ponpes ASR, Mayor Caj Mirwan Embas pada gilirannya memberikan penjelasan bagaimana penerapan konsep Pesantren Ramah Anak di Pondok Pesantren Ahlus Shidqi war Rahmah (ASR). Ia menjelaskan bahwa konsep ramah anak di Ponpes ASR dimulai dari Assesmen Psikologi terhadap seluruh santri dan pembina. Hal tersebut merupakan langkah awal untuk memastikan bahwa proses pembinaan dan pendidikan di pesantren disesuaikan dengan kecenderungan psikologis santri.

Menurut Ketua Lembaga Dakwah Kodam XIV/Hsn tersebut, pesantren ramah anak harus berorientasi pada kepentingan terbaik santri. Oleh karenanya, kontrol terhadap kecenderungan psikologis, kesehatan, makanan, kebersihan santri dan lingkungan pesantren adalah prioritas dari Ponpes ASR agar para santri memiliki lingkungan yang ramah terhadap mereka selama mengikuti proses pembelajaran.

“Kerjasama dengan Lembaga Layanan Psikologi Psikomorfosa Makassar, tim kesehatan dokter dan perawat pondok, juru masak yang berpengalaman, dan cleaning service yang selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah, serta para guru dan pembina yang kompeten merupakan bentuk nyata dalam mewujudkan pesantren ramah anak. Inilah komitmen kami sebagai Pimpinan Ponpes ASR bersama Pimpinan Yayasan Asmar Abadi Fondation, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, S.E dan Ibu Arinta Nila Hapsari dalam mewujudkan Pesantren Ramah Anak yang sejak awal dicanangkan”, jelasnya.

Pada kesempatan itu, pemateri lainnya, Ipda Suparman memaparkan data terkait kasus kekerasan terhadap anak dan pentingnya menghadirkan pergaulan yang sehat di lingkungan anak. Menurutnya kebanyakan kasus-kasus tersebut terjadi karena  kurangnya pengawasan oleh orang tua. Jarak yang dihadirkan oleh perkembangan teknologi komunikasi yang awalnya bertujuan menghubungkan jarak antara manusia, malah menciptakan sekat karena baik anak maupun orang tua sibuk dengan urusannya masing-masing, sehingga orang tua tidak mengetahui banyak hal terkait anaknya. Ipda Suparman menegaskan pentingnya kehadiran orang tua  dalam kehidupan anak. Kontrol terhadap pergaulan dan lingkungannya merupakan hal yang harus mendapat perhatian serius agar anak tidak terjerumus kepada hal-hal yang melanggar aturan agama dan hukum.

Atensi peserta kajian terhadap pemaparan para pemateri berlanjut dengan dibukanya sesi diskusi antara para pemateri bersama orang tua/wali murid dan diakhiri dengan do’a yang dipimpin oleh salah satu siswa SIT Al-Fadiyah.